MERID MERID MERID
Bismillah
curhat
lagi huhuu
gak
berasa udah di penghujung bulan Agustus, di penghujung tahun 2017
tahun
baru lagi deh, umur baru lagi (yang hakikatnya berkurangjatah hidup 1 tahun) dan
dengan problema baru tentunya..
siap-siap
bakalan sering menemukan informasi lebih kepada notifikasi yang
bertebaran di sosmed, dududuh
kalau kamu seumuran aku, u know what i mean..
ya
apalagi lw bukan serangan undangan merid yang berjejer ngantri
Entah
itu kaka tingkat, adek tingkat atau teman sekelas, sebaya, teman kecil,
tetangga disanahlah disonohlah semua ribut ..merid.. merid.. merid..
umuran
segini emang rawan banget buat masalah yang udah krusial gini. Bahkan bakalan
terus di perbincangkan/ diperdengarkan nyampe jangka waktu 5-7 tahun kedepan,
bakalan selalu dipenuhi dengan pernyataan kapan nikah, sudah ada calon belum
dan bla bla bla bla..
aku
yakin setelah siklus “merid.. merid.. merid..” ini terlewati bakalan memasuki
periode baru dengan pertanyaan baru juga, eng ing eng...
kapan
pnya anak..??
sudah berpa anaknya..??
udah punya rumah..?
dimana..?? berapa
& bla bla bla bla bla, terus gitu nyampe akhirnya keluar pertanyaan yang
paling seram, pertanyaan penghujung, penutup atas pertanyaan-pertanyaan
terdahulu..
kapan
mati...?
udah booking tempat..??
atau kok gak mati-mati sih..???
ya
namanya juga hidup, penuh dengan pertanyaan ada yang bisa dijawab ada yang
dijawabnya dengan tindakan ada juga yang cuma melempar senyum getir.. haa
ok kali
ini aku mau bahas siklus yang lagi aku hadapi
siklus
“merid... merid... merid..”
perlu
banget penjelasan tentang hal ini dan pelu banget dianalisis baik buruknya yang
sekali lagi itu tergantung dari pendapat masing-masing gimana cara menghadapi
dan menyikapi siklus ini, sekali lagi ini hanya berdasarkan pendapat pribadi
aku tanpa bermaksud menjudge orang lain, yang kalau kalian gak sukah, terserah
toh aku juga gak merugikan kalian..
gak tau
kenapa tiba-tiba aku sama sekali gak memikirkan hal ini, gak mengkhawatirkannya
dan gak punya rencana kesini (sebenarnya hal yang aku khawatirkan itu kenapa
aku gak khawatir ya, biasa aja santai tenang –tenang aja, ada hal yang lebih
penting yang mesti aku gapai bukan merid merid merid).
Berbeda dengan beberapa teman ku, gak cuma teman bisa jadi semua orang yang seumuran dengan aku yang kalau
ngomongnya selalu "merdi... merid... merid" ada juga yang bereaksi kayak kebakaran
jenggot "jodoh oh jodoh", atau ada juga yang suka mancing mancing biar masuk
kepembahasan ini, pokoknya intinya sama aja ya, tentang "merid... merid... merid"
aku kaya
suka menerka nerka sendiri jangan jangan mungkin aku gak normal kali ya, hmmm gak juga
sih aku masih merasakan degub deg deg ser kalau dekat sama si doi, atau bisa
jadi karena aku orang yang ingin tampil beda, gak pernah mau disamain dengan
kehidupan orang lain, jadi misalnya orang pada sibuk merid... marid... marid atau
jodoh oh jodoh, aku dengan anehnya (nyadar) teriak "singel.. singel.. singel" atau "gadis tua.. gadis tua.. gadis tua"
hore go go go (ekstem banget ya)
tapi serius deh
terkadang hal ini suka bikin aku berfikir sok kritis..
toh apa
salahnya sih kalau kita memilih hidup sendiri, untuk menikmati kedamaian, ketengan,
me timean sama Allah swt, jauh dari hingar bingar permasalahan rumah tangga yang
kata nya bakalan selalu ada aja masalah muncul, entah itu dari pribadi masing
masing (suami-istri) entah itu dari mertua, ipar, anak, keuangan banyak
macamnya deh problema rumah tangga yang gak bakalan pernah habis, terus ada
bermunculan satu demi satu.
Istilah
atau konotasi “gadis tua” seolah jelek banget dimata orang orang kebanyakan,
sering dijadikan contoh “tidak baik”.
Guys “tidak baiknya” si “gadis tua” itu
dimana coba, mereka gak merugikan siapa siapa dan gak melakukan tindakan
kriminal apapun. Apa karena mereka gak laku.
Say gini ya kita ini manusia bukan barang
dagangan yang di perjual belikan yang kalau gak laku kayak dianggap punya
kualitas jelek yang pantas di buang ketempat sampah atau yang harus di letakan di gudang
bertahun-tahun, tak tersentuh, berdebu dan dilupakan.
Kita ini manusia normal
yang dalam artian wanita baik-baik yang memegah teguh norma-norma islami, buka
seorang Pe ****r yang selalu mempromosikan dirinya sehingga harus di “grab it past” yang kalau gak ada yang mau
dibilang gak laku.
Emang semua cewek mau disamain dengan mereka yang memilih
melakukan pekerjaan hina begitu (entah itu terpaksa atau emang passionnya).
Lantas
kenapa kebanyakan dari kita ciwik ciwik ini gak mau mengakuinya “munafik”,
dimulut bilang enggak bahkan ada yang
nyampe sakit hati mencaci maki, tapi coba lihat kelakuan kita menunjukan begitu
(promosi dengan cara mengumbar-umbar). kalau mau dianalisis lagi kata PE****R
itu tidak hanya menjual diri/ kesucian seorang wanita tapi lebih kepada memancing si kumbang. Lah bukan kah
dengan kita berhias menampilkan lekuk lekuk tubuh dan mengibas rambut sana sini
sama saja dengan mengundang lalu apa bedanya kita dengan si “mereka”. Sama-sama
menjual kan..
Balik
lagi kepada konotasi “gadis tua” yang dipandang jelek. Menurut aku bukan karena
mereka jelek atau punya kualitas buruk sehingga gadis tua sering disebut dengan konotasi negatif enggak
coy, mungkin sebagian iya tapi sebagian yang lain emang ada alasannya kenapa
mereka tetap memilih hidup sendiri.
Kayak misalnya aku. Aku gak menampikan
kalau kalau gak jarang juga ditanyain kapan nikah..?
target umur berapa...?
udah
punya calon belum..?
atau apalah apalah.
Jujur aku jawabnya gak punya atau belum
kepikiran mau kesana atau enggak sama sekali..
"iihh jangan gitu emang mau jadi
gadis tua..??"
"lah gadis tua emang kenapa..?"
"iihh aneh banget sih, emang mau hidup
sendirian..??"
Guys
gini ya, pertama untuk hidup aku pribadi yang sepenuhnya dihabiskan dengan
sendirian (tanpa pasangan) itu udah fine biasa aja, aku bersyukur sampai saat
ini aku kayak ngerasa masih jadi anak yang polos, dalam artian aku sama sekali
gak kepikiran kalau sendirian itu masuk kedalam konotasi jelek, sama sekali gak
kepikiran kalau aku sendirian itu karena aku gak baik, ENGGAK (efek terlalu
over mencintai diri sendiri, haaa).
Atau
pura-pura bahagia dengan kesendirian ini, coy aku bahagia gini enggak lagi
akting bahagia, nanti aku paparin satu
demi satu alasaanya ya biar kalian bisa ngerti kemana alur pikiran aku. kok nyolot sih, haa
"belum pernah nyoba betapa asiknya hidup punya pasangan nih orang, berbagi
masalah dan menikmati hari bersma"..
mungkin gitu pendapat kalian tapi lagi aku
bilang mungkin bisa jadi karena aku belum pernah mencoba, tapi aku lebih tau
diri aku dibandingkan kalian atau oang-orang luar sana yang hanya bisa melihat
kulit epinya nya aja..
So gini, alasan pertama yang gak lantas
menjadi alasan utama ini cuma angin lalu
aja sih tapi kayak sebagai pendukung untuk memperkuat niatan hidup sendiri
(gadis tua). pernah suatu masa aku jatuh cinta (bahasanya
sekarang uudah ke CINTA niya bukan SUKA lagi, mungkin kalau tulisan ini aku
tulis beberapa tahun lalu aku masih bilang kalau aku SUKA doi, tapi sekarang
udah berkembang menjadi CINTA, why.. ? of course now i feel like im realy fall
in love with him, cz sekang aku kayak udah merelakan dia seikhlas ikhlasnya buat
menemukan seseorang yang lebih baik, serius gak boong, pengen deh kalau dia nanti
suatu hari bisa menemukan cewek baik dan hidup bahagia, aku disini juga
bahagia kok.. ah lebay lo... iaya emang
Back to suatu masa aku pernah jatuh cinta
sama seseorang dan aku mencoba mulai membuka hati untuk ngajak si doi
ini masuk kedalam kehidupan aku, sumpah
demi apa gak nyaman banget mungkin karena aku gak pernah ngalami hal ini, atau
karena aku terlalu banyak mikir jadinya rumit sendiri atau bisa jadi juga karena aku punya masalah sama si “lelaki”
(yang dalam pikiran aku gak aku sih emang seharusnya gitu si “lelaki” ini
tercipta dengan kodrat punya caranya sendiri dalam menjalani hidup ya u know
kan lw cewek itu hidupnya lebih dominan pake hati dan cowok lebih kepada logika
na itu gak cocok sama aku, ngapainkan aku mesti ngorbani hati aku, everyday).
Tapi wait untuk lelaki yang aku pernah cintai dulu mungkin gak termasuk kedalam sesosok
lelaki yang pada umumnya, cz he is so soft, dia baik banget, i know i know semua laki-laki
baik kalau ada maunya..
Tapi guys, aku gak pernah salah nilai orang dan aku gak
sebulan dua bulan kenal dia. si dia ini
baik dalam artian ya baik. Atau gini deh kalau kalian pecinta Korea entah itu
musik, drama atau filmnya kalian pasti kenal yang namanya Park Bo Goem, kalian
juga tau kan gimana sweet dan baiknya PBG yang sampe sampe di
negaranya sana para netijen jadiin dia pacar nasional, kenapa...??? karna dia baik,
baiknya tulus, na gitu juga si doi ini
baiknya tulus, terpancar kali woy dari dirinya mana yang baik palsu dan mana
yang baik nya emang tulus..
elah kalau gitu ngapain dilepas, ngapain gak punya
cita-cita membina rumah tangga sama si lelaki baik ini, justru itu men kebaikan
dia itu over, aha
jujur nih orang baik nya udah gak ketulungan lagi, sampe
kesemua orang dia baik, (lah emang seharusnya gitu kan) maksudnya kadar baiknya udah gak normal, aku kadang susah
ngebedain antara perhatiannyanya dia sama orang or teman dia dengan
perhatiaannya sama aku, awal awal ya aku
senang sama perhatiaannya, baiknya dia.
Lama kelamaan setelah di perhatikan, damn man, ternyata dia baiknya gak sama aku aja bok,
perhatiaanya gitu ternyata kesemua orang, udah geer geer di perhatiin eh malah
gak ke aku doang, haa
Henny
itu namanya kamu cemburu, dan
Henny kok kamu malah curcol, haa
of course its my private blog emang senagja buat curhat, ahaaa fucking
Yeah
i know, aku akui itu, tapi dibalik itu semua aku jadi mengerti sesuatu, bahwa
salah satu alasan beberapa cewek memutuskan hubungan dengan pasangaanya karena
dia terlalu baik, its true for me maksudnya ya aku stess lah, bukan karena dia
baik kesumua orang, tapi aku stress dia
benaran orang baik sedangkan aku gak
sebaik itu loh kadang lebih sering aku
itu berada pada keadaan yang gak baik, misal, egois, childish, gak sabaran,
suka marah-marah gak jelas..
nah kasian
kan kalau sih doi ini harus menderita gara-gara sifat aku yang labil banget
waktu itu.. (anyway, dalam islam emang gak dibenarkan BERPACARAN). jadi aku
harus berbesar hati melepaskan dia, harus merelakan hati kalau dia itu terlalu
baik buat aku dan dengan harapan di masa
depan dia bisa menemukan sesosok yang lebih baik dari aku yang kadar
kebaikannya sebangding dengan die, uuuuhh
Serius
gak menyesal nih melepaskan orang sebaik dia..??
Aku
lebih menyesal lagi kalau dia harus bersma orang yang gak baik dan hidup menderita.. LOL..LOL
That why
kenapa aku berusaha untuk gak dekat sama siapapun, kenal ya sekedarnya aja untuk menhindari supaya aku gak jatuh cinta
lagi, jatuh cinta itu susah bok, hal yang paling gak nyaman karena kalau udh
jatuh cinta terkadang kita harus
berbesaar hati merelakan dia pergi untuk
kebahagiaanya dan disisi lain aku gak
mau melepaskan, aku gak mau menyesal, aku juga gak mau ketemu kamu lagi karna aku
takut hati aku kembali bergemuruh sebab rasa ini tak pernah mampu ku bunuh , LALALAA
Selain
itu buat aku alasan kedua karena menghindari keributan.
Bok setelah kita
menikah sisa umur ini bakalan kita habiskan bersama pasangan, bakalan mengabdi
sama si suami dan mengurus anak. untuk yang memilih menikah muda hidup
mereka lebih lama dihabiskan bersama
pasangaan ketimbang bareng orang tuanya.
Hidup berdua dengan cara pikir yang
berbeda, dengan memiliki ego masing masing, bullshitt banget tau gak kalau
hidupnya bakalan rukuun terus aman damai tentram saling mengayomi saling sabar
saling mengalah, omong kosong.
Ya namanya berumah tangga ada aja hal hal yang
diributkan, aku gak mesti jelasin detail, semua orang pasti ngertilah problema
rumah tangga.
Buat pribadi aku sendiri sering suka kesal atau marah sendiri
didalam kamar kalau dengerin buaya (ibu-ayah) aku ribut, yang satu ngotot
satunya gak mau ngalah, “plis deh ah kalian udah tua, nyadar gak, kalian udah
mau seperempat abad menghabiskan hidup berdua, anak kalian udah gede2, gak malu
sama anak, sama tetangga masih aja gak bisa saling ngalah, gak bisa saling
sabar”.
Setelah keributan mereda gak lantas masalah selesai sampai disana,
rumah dilingkupi dengan kesunyian, tak saling sapa berminggu minggu.
Raut raut
wajah mereka berdua terlihat seram, brrr
kecanggungan menyeruak. Tapi ya gitu ayah aku orangnya selalu mengalah
nyapa ibu aku duluan walau sering banget di kacangin sampe cari cari alasan
buat memancing ibu aku ngomong lagi, haa
suka kasian juga ngeliat ayah gini
kadang saking kelewat kesal sama tingkah buaya aku pernah bilang gini “tago
galak igek” (maknanya kasar banget nih lw diartikan ke bahasa indo, dan
akhirnya aku membatin sendiri “pokoknya
gak mau nikah ihh”.
Aku menghindari keributan itu menghindari kecanggungan setelah saling
teriak teriak dan menghindari sifat ibuk aku yang suka bantah suami nanti
nurunnya keakuh, kacian ci cuami, aku cembetutin (gak kebayang dosanya).
Dan oleh sebab itu aku memilih hidup damai, tenang, tentram jauh
dari kebisingan dan menghindari memasang wajah wajah tegang pra dan pasca ribut.
Diluar sana bahkan banyak yang umur
pernikahannya udah setengah abad lebih masih aja ribut, la gimana buat anak
anak muda yang mau memulai biduk rumah tangga, haa ini merupakan jalan panjang
yang gak berkesudahan.
Sekali lagi aku
lebih baik menghindar, ya walaupun dibalik itu semua dibalik keributan
keributan dalam rumah tangga yang kata ornag orang tua, bumbu bumbu
kehidupan, Allah swt menjajnjikan surga dan
menawarkan banyak pahala bagi pasangan pasangan yang bersabar dan menahan emosi
(maksudnya marah sekedar marah gak nyampe cerai). terkhusus bagi para
istri yang taat sama suaminya beuhh.
Ya udah lah ya masih banyak jalan menuju
surga, gak mesti melalui jalan ini aja..
Alasan ketiga
pemutus lingkaran setan.
Ini yang paling
utama yang kalau ada sedikit aja niatan untuk merid, alasan ketiga ini selalu
berhasil untuk mengajak aku pikir ulang deh niatan itu.
Selama
23 tahun aku hidup di bumi nya Allah swt ini, ada beberapa hal yang aku tandai dan
perhatikan kok hal ini berulang ya, dari satu generasi ke generasi berikutnya. (aku gak tau orang lain merasakan hal gini
juga gak).
Mulai dari perkembangan nya aku dari masa remaja hingga sekarng.
Dulu saat aku masih belum tau apa apa tentang hukum karma, gak yakin kalau
karma bakalan berlaku sekecil apapun itu aku kayak semena mena, kelewatan
batas, aku gak tau kenapa aku menjadi orang yang begitu jahat dulu.
Dan
sekarang aku takut banget sama karma yang satu ini, yang kalau misalnya aku
merid dan punya anak, sifat buruk ini akan menurun sama anak anak aku, aku takut juga nanti aku gak mampu bersabar dan jadi
khilaf.
so aku mikirnya Ya udah deh
lingkaran setan ini putus di aku aja.
Aku gak boleh meneruskan ini sama
keturunan keturunan aku kelak.
Aku gak boleh memberi beban ini sama anak anak aku
nanti. Kalau aku gak menikah dan gak
punya anak, semua kejadian berulang ini gak bakalan terus terjadi.
Misalnya
gini ya, ibu dan nenek aku dulu punya hubungan yang gak baik mereka bahkan gak
pernah banget terlihat ngobrol berdua, meski terkadang nenek aku sering ngajak
ibu aku ngobrol tapi selalu diabaikan.
Aku juga ngerti perasaan ibu aku, yang
dia juga mau dekat sama nenek tapi karena kayak ada dinding tebal bernama
keegoisan yang memisahkan mereka berdua sehingga ibu aku terlihat bagai
mengabaikan.
Aku bisa ngerti itu karena aku merasakan perasan ego yang sangat
besar untuk aku ngobrol dan terbuka dengan ibu. Tapi karena aku ngerti ini
berulang kejadiannya antar ibu dan nenek perlahan aku mulai mengikis rasa ego
itu meski terkadang untuk beberapa problem aku tetap menjadi anak yang
tertutup.
Pun begitu juga kejadiannya saat adik dan aku, beberapa kali aku coba
untuk memancing adik supaya kalau punya masalah jangan dipendam sendiri cerita
sama aku.
Dia juga sama menutup diri kyk ada dinidng ego yang tinggi memisahkan kita..
apa
yang salah coba..
yang salah adalah kita sama sama menggenggam keegoisan itu.
Ok
fine berenti di aku ajah ya..
Aku orang yang penakut..
takut banget kalau si sifat ibu aku yang gak
mau ngalah nurun ke aku, aku masih belum handal mengendalikan perasaan2 gitu, atau bisa jadi karena terlalu terlatih mengalah sehingga untuk semua masalah aku selalu mengalah seperti wawak aku yang hanya diam mengalah gak berani melawan hanya karena terlalu over mementingkan kebahagiaan suami dan anak nya, aku juga gak mau seperti ini..
Komentar