SENANDUNG MANIS DI PENGHUJUNG HARI YANG TRAGIS
Kukira kita berhenti di maret tahun lalu
bibirku menyeringai hati ku berbisik
lirih “tidak semudah itu kau membunuhku”
Setelah melewati badai hebat tahun lalu, dengan tertatih aku bangkit.
Baru saja aku mulai merasa baik-baik saja
Tapi kau datang merusak segalanya
Sedikit saja hati ku mulai pulih
Tapi kau datang menghancurkan tanpa belas kasih (yang tersembunyi dari wajahmu yang lugu nan memuakan itu)
dengan sabar kurapikan kembali puing-puing hatiku yang berserakan yang nyaris kehilangan bentuknya
Aku sadar dalam urusan cinta, tak seharusnya berputus asa
Kita lihat saja, kita nikmati dulu dengan secangkir kopi hangat yang menemani penghujung hari yg tragis ini, kita saksikan bersama bagaimana perasaan itu akan tumbuh dan berkembang, ketika kita sama-sama sepakat memupuknya dengan keegoisan menyiraminya dengan kekejaman dan menutup semua celah dengan harapan ia mati saja.
Kita lihat saja bagaimana dia (perasaan kita) dengan sekonyong konyong akan bertahan, tumbuh semakin besar, dan lambat laun akan membunuh kita yg terlalu munafik dan selalu menamfikan kehadirannya
Bukan membenci aku malah semakin dalam mencintai
Fikiran ku semakin brutal dan bar bar saja
Semakin kutampikan semakin senang dia menari nari dalam fikiran ini, lalu tidak ada pilihan lain selain kunikmati saja setiap pertunjukan yang ingin ia tampilkan. Bahkan tanpa sadar aku seperti sudah menjadi penonton setia atas pertunjukan yang kuciptakan sendiri jauh di dalam otak ini
Kadang heran, tidak jarang terpesona bagaimana bisa dia masih tetap tumbuh dan terus berkembang ketika aku dengan tega terus menghantamnya tepat pada bagian yg paling sensitif, pada bagian yang kukira adalah tempat yang tepat untuk membunuh dia (perasaan kita).
Dalam hal ini kita kompak sekali, aku yang menyulut kan api kau yang membuatnya berkobar semakin menjadi jadi..
Duduk berdua menatap api yang menyala nyala di hadapan kita sambil menyesap sacangkir kopi..
Kau tahu hal yang paling romantis diantara kita ?
Kita sama-sama berkecamuk dalam kediaman
He has taken up all the space of my hearts, but even it i would to still on earth to fighting it, that's am not.
.
.
.
Nb :
Sepertinya aku sudah cukup ahli di bidang ini
bukannya sedih dan terpuruk berhari-hari
hmm bisa dibilang aku cukup menikmati
inikah hasil dari kedewasaan atau malah tahap stress paling menggenaskan
Komentar